Benarkah pak Harto itu bersalah? Benarkah Pak Harto berdosa? Pantaskah kita tidak menghormatinya? Apa yang beliau pikirkan saat ini? Bagaimana perasaan beliau saat ini. Sebagai manusia yang usia Ayah saya hampir sama
dengan usia Pak Harto, saya menjadi trenyuh. Walaupun ini menjadi pelajaran berharga untuk kita semua. Itu sebabnya kita diajarkan berdo'a untuk qusnul khotimah. Akhir yang baik. Untuk itu pula kita diajarkan
menjadi orang yang beruntung. Hari ini lebih baik dari kemarin dan besok lebih baik dari hari ini [TIME TO CHANGE]
Banyak saya dengar omongan ringah di sudut-sudut kantor, cafe dan warung-warung. Pak Harto itu sebenarnya baik dan tidak serakah, orang-orang disekitarnya saja yang merusak Pak Harto. Mungkin anda juga pernah mendengar statement seperti itu.
Lamunan saya dikagetkan oleh Mas Pur.." Ini rumah boss Bank Mandiri Pak"
dia seakan menjadi guide perjalanan saya keliling Menteng. Wow........
"Mas, Kamu hebat juga jadi guide.... " tanya saya
"Dulu saya bekerja ngirim Parcel Pak, jadi tahu....banyak rumah bos-bos"
Saya terdiam, karena saya masih merenungi ....Pak Harto, walau dari radio terdengar berita angin ribut dan banjir/genangan air. Apakah Pak Harto tinggal di rumah itu? Atau sudah di Solo? atau ditempat lain? Ucapan
orang orang yang mengatakan Pak Harto hancur gara-gara orang sekitar, itu mengiang-ngiang terus di kepala saya.
Saya juga teringat permintaan anak saya yang masih dibangku kelas II SD, yang minta dibelikan notebook sendiri. Biar tidak ngganggu notebook ayah katanya, atau tidak ngganggu desktop ayah juga katanya, karena harus instal banyak program-program edukasi. Bisa aja.....
Namun permintaan itu belum saya kabulkan, karena masih terlalu dini untuk merawat dan menjaga notebook sendiri, walaupun 1000 alasan masuk akal, walaupun ada keinginan kuat untuk menggembirakanya, namun Saya tidak ingin seperti Pak Harto yang sulit berkata TIDAK untuk orang-orang yang dicintainya. Itupun kalau asumsi atau pendapat ini benar.
"Kunci sukses saya tidak tahu, namun kunci kegagalan saya tahu, yaitu menyenangkan semua orang" Itu kata Bill Cosby, yang paling melekat dikepala saya.
Mengapa kita sering mendengar berita semacam ini. Orang yang baiktiba-tiba menjadi rapuh daya tahanya terhadap idealismenya, keyakinannyadan juga ketegaranya karena orang orang sekitarnya yang dicintai.
Kita pernah mendengar seorang laki-laki yang berkeluarga, ternyata terlibat perselingkuhan dan akhirnya menikah diam-diam. Kedua-duanyasayang, bahkan sudah mulai dikarunia anak dari istri keduanya.Ketika rahasianya terbongkar, maka buah simalakama harus ditelanya. Ingin meninggalkan yang muda, sudah terlanjur punya anak dan sayang, nanti dikira tak berperasaan, begitu juga yang tua. Ketika harus memilih, makaorang ini sudah sulit dikatakan baik, karena baik ke si A maka pihak si B menuduh jahat. Baik ke Si B pihak-pihak si A menuduh tak berperasaan.
Saatnya belajar berkata tidak.
Belajar dari kisah-kisah orang terdahulu dan orang lain, maka kitapun harus mulai belajar berkata tidak, terutama untuk hal-hal yang membahayakan orang-orang yang kita cintai. "TIDAK" kadang memiliki arti:mencintai, menyelamatkan, melindungi, mendidik dan juga menyiapkan.
Sepertinya saat ini saya merasakan, bahwa TUHAN selalu mengabulkan do'a hambaNYA, Tuhan ingin seluruh hambanya bahagia, sukses dan luar biasa. Tuhan sudah tidak sabar lagi ingin memberi kebesaran pada kita, memberi
keagungan pada kita semua, NAMUN karena kasih sayangNYA, Tuhan dengan sabar menunggu kita SIAP.
Salam Perubahan
Hari Subagya
www.bisnispartner.com